Mungkin
jatuh cinta adalah hal yang biasa, apalagi bagi pemuda dan pemudi. Sehari, bias
saja mereka jatuh cinta dua sampai tiga kali pada pandangan pertama. Sebaiknya,
ku ceritakan dulu bagaimana mulai kisahku ini. Ini berawal saat Ramadhan tahun 1431
H. Saat mau melaksanaakan shalat tarawih disebuah mushala dekat rumaku. Ketika aku
selesai berwudhu dan berbalik kearah kiblat untuk berdo’a.Tak sengaja mataku
bertatapan dengan mata bening seorang gadis yang berdiri di shaf belakang perempuan.
Memang tempat wudhu itu tak jauh dari balik tenda shaf perempuan.
Aku
terpana beberapa saat. Astaghfirullah, aku langsung mengalihkan pandanganku ketempat
lain. Namun, takurung pandangan saat tadi membuat hatiku berdesir tak menentu. Tetapi,
ku anggap itu hanya angin lalu. Malam berikutnya, aku kembali mengerjakan shalat
tarawih. Entah mengapa, ketika hendak berwudhu, mataku tanpa sadar mencari –
cari sosok gadis itu di antara barisan shaf perempuan. Ada rasa di hatiku yang
tiba – tiba kembali ingin memandang wajahnya. Bersitatap dengan mata beningnya.
Ah,
apakah yang sedang terjadi dalam diriku? Mengapa sekarang seperti ada rindu dalam
dadaku? Apakah aku telah jatuh cinta pada gadis itu, sehingga aku melupakan niat
awalku untuk shalat tarawih?. Ternyata, bukan hanya diriku yang ingin selalu melihat
wajahnya. Dia pun juga ingin melihat wajahnya. Dia pun juga ingin melihat wajahku.
Dari manaku tahu? Malam itu sebelum berangkat kemushalla, terlebih dahulu aku berwudhu
dari rumah.
Sehingga
aku tak perlu lagiketempat wudhu. Nah, pada saat itulah ku perhatikan gadis itu
dari jauh. Matanya seperti melirik – lirik kearah tempatku biasa berwudhu. Beberapa
kali kuperhatikan, dia melakukan hal yang sama. Dari raut wajahnya, kemudian tergambar
sebuah kekecewaan.
Dari
dugaanku itu, aku sangat yakin, dia juga ingin melihat diriku malam itu. Hal
itu juga semakin menguatkan dugaanku, bahwa gadis itu juga suka padaku. Atau mungkin
dia juga telah jatuh cinta kepadaku? Ah, mungkin rasa cinta wajar saja menghinggapi
hatinya karena dia belum tahu siapa aku. Ya, aku bukanlah orang asli kampong itu.
Aku Cuma ikut temanku tinggal dirumah orangtuanya.
Gadis
itu memang orang asli kampungitu, tapidia lama tinggal di kota, bersekolah.
Hanya hari – hari tertentu dia pulang kampung.Jadi, dia mungkin penasaran dengan
kehadiranku di kampungnya. Gara – gara gadis itu, shalat tarwihku tak lagi khusyuk.
Selalu saja berkelibat baying wajahnya, yang terlihat malu – malu waktu kami berpandangan untuk yang kedua kalinya.
Harus
kuakui, memang dia adalah gadis yang manis. Setiap melihat senyumannya, mungkin
setiap lelaki pasti akan terkesima. Karena gadis itu juga, sempat pula aku terpikir
untuk memilikinya, menjadikannya pacar kedua.Tapi rencana itu langsungku hapus dan
kubuang dalam pikiranku. Lagi pula, belum tentu gadis itu mau dijadikan pacar kedua.
Hampir
saja hati kecilku mengakui bahwa aku telah jatuh cinta pada gadi situ, yang
sampai saat ini belum kuketahui namanya. Kalau saja tidak ingat bahwa aku sudah
punya kekasih.Ya Allah mengapa ini terjadi kepadaku? Mengapa aku jatuh cinta lagi?.
Setan memang tak pernah lelah berusaha menggoyahkan iman seorang muslim agar
berbuat maksiat kepada Allah. Begitu juga dengan diriku, tiba – tiba saja terlintas
kembali dalam pikiranku untuk mendekati gadis itu tanpa sepengetahuan kekasihku.
Seperti
banyak yang dilakukan para lelaki di luar sana. Bahkan para wanita pun tak sedikit
yang berselingkuh di belakang kekasihnya. Mungkin zaman yang sudah edan, atau manusianya
sendiri yang sudah gila. Zaman sekarang perselingkuhan itu dianggap hal biasa. Tapi,
poligami yang jelas – jelas dihalalkan oleh islam, malah banyak yang menentang.
Ribet jadinya.
Setan
selalu memutar video bayangan wajahnya dalam otakku. Senyumannya, tatapan mata beningnya
sungguh membuat aku gelisah, sehingga aku selalu memikirkannya. Semua itu membuatku
tak pernah bias berkosntrasi dalam setiap hal yang kukerjakan. Namun, sekuat tenaga
aku berusaha menahan godaan ini. Agar tidak kalah dengan akal
bulus para setan, menuruti hawa nafsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar