Jangan
suka main api, bias terbakar nantinya. Kata – kata ini rasanya tepat sekali menusuk
relung hati temanku. Bagaimana tidak? Awalnya Dia begitu yakin semua akan baik
– baik saja. Namun, ternyata lama – kelamaan perasaan cinta itu membuat hati dan
pikirannya tak tentram. Bahkan, rencana pertunangan yang mereka rajut akan terancam
bubar!.
Ya,
semua ini berawal saat kita dating kesuatu perusahaan yang bertujuan untuk PKL
selama tiga bulan. Kita menjadi dua bagian mengikuti tempat kerja, yaitu di
perakitan dan di gudang. Saat temanku dapat dibagian perakitan, dia melihat seorang
wanita yang juga PKL di perusahaan yang
sama. Tiara, nama gadis itu. Harus diakui, Tiara memiliki kecantikan ragawi. Paras
ayunya seketika menjadi topik yang hangat di antara teman kerja. Untungnya, sebagian
besar karyawan laki – laki sudah menikah. Jadi, mereka tidak bias berbuat macam
– macam. Sementara temanku, harus tahu diri.
Dia
sudah bertunangan dengan seorang gadis yang sudah dengan sabar menanti kesepiannya
untuk menikah. Atas dasar itulah, dia berusaha membunuh angan – angan nakal
yang kerap muncul menghantui benak dan pikirannya. Namanya beraktivitas ditempat
yang sama, mereka pun jadi sering bersama. Karenanya pula, dia pun semakin mengenal
keperibadiannya yang menarik. Semakin hari semakin yakin bahwa Tiara adalah tipe
gadis impian kaum Adam.
Tiara
berjilbab semenjak SMP ( temanku yang
berceritakepadaku ) pada gelombang terakhir magang, ia harus pindah kegudang.
Meski demikian, mereka masih berhubungan dengan baik. Apabila waktu istirahat tiba,
kadang ia bersama temanku menghbiskan waktu di tempatku. Wajar saja, tempat
yang ku kerjakan saat ini memang nyaman. Juga frekwensi kamar terisinya lebih jarang
disbanding kosongnya.
Tiba
waktunya PKL kami berakhir. Sore sebelum kembali kerumah, mereka bersiap – siap
membereskan barang – barangnya yang mereka bawa di saat masih PKL. Usai membereskan
barang – barangnya kami bertiga ngobrol – ngobrol panjang lebar. Walau temanku berusaha
sekuat tenaga menutupinya, Tiara bias mengetahui jika temanku punya “perasaan sesuatu”
terhadap Tiara. Jujur, memang temanku merasa sangat kehilangan dirinya.
Usai
kepergiannya, hari itu dia sulit tidur dan terus terbayang – bayang wajahnya
Tiara. Dia berupaya untuk membunuh perasaan cinta itu kepada Tiara. Beliau tidak
ingin terus terbuai oleh hasrat terlarang ini. Dia merasa berdosa karena membiarkan
dirinya jatuh cinta lagi kepada perempuan lain pada saat seorang gadis lain telah
memberikan cintanya sepenuh hatinya. Ia merasa berbuat zalim.
Akhirnya
ia mengganti nomor teleponnya dan dia sadar bahwa yang ia lakukan selama ini adalah
salah. Alhamdulillah pertunangannya itu berlangsung dengan lancar. Dan aku bangga
kepada temanku karena telah menjaga cinta suci yang telah di pelihara dari kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar