Minggu, 01 Desember 2013

Terperosok Cinta Semu


          Saat itu adalah saat pertama kali aku menganut dunia pacaran. Aku berpacaran dengan seorang wanita yang masih duduk di kelas 3 SMP. Yang ku rasakan pada saat jatuh cinta memang indah, seakan dunia milik kita berdua, yang lain serasa ngontrak. Waktu ku habiskan hanya untuk sms-an, teleponan dengan dirinya. Saat itu aku belum merasakan dampak buruk dari pacaran.
          Aku masih merasakan indahnya pacaran, akhirnya aku dengan dirinya putus tanpa ada alasan yang cukup jelas. Hati ku sakit sekali. Dan hanya bias merasakan rasa sakit yang sangatdalam dari hari ke hari. Dengan berjalannya waktu, aku kembali merasakan mengagumi lawan jenis seperti yang ku alami. Saat itu aku mengagumi salah sorang wanita yang ku ketahui ia sangat tekun beribadah dan cukup bias menjaga hijab dngan lawanjenis.
Cinta adalah suatu reaksi yang menimbulkan rasa kasih sayang dan saling memiliki. Cinta merupakan fitrah yang Allah berikan pada setiap insan di dunia. Cinta itu sendiri sebenarnya suci, tetapi terkadang manusialah yang menodai makna cinta itu sendiri. Allah memberikan cinta agar kita dapat saling menjaga dan merasakan kasih sayang, tetapi manusia selalu melebihkan perasaan cinta dalam hati mereka. Aku mulai merasakan cinta ketika kelas 1 SMK.
          Aku mengaguminya, namun tidak berlebihan karena aku tidak mau kembali sakit hati. Aku belum pernah bertemu dengan seorang wanita seperti dia sebelumnya. Ia begitu pandai mengaji dan cukup sopan. Lambat laun, kami menjadi dekat tetapi masih dalam batasan tertentu. Aku mulai banyak tahu tentang dirinya yang ternyata banyak persamaan di antara kami dalam hal berpikir.
          Ia mempunyai sejarah hidup yang menurutku sangat luar biasa. Dengan berjalannya waktu, muncullah perasaan cinta di antara kami dan kami saling mengakui perasaan itu. Namun, ia mempunyai prinsip untuk tidak berpacaran sebelum menikah. Aku sendiri memahami prinsipnya itu, oleh karena itu kami berusaha untuk tidak mendalami perasaan yang ada. Yang tidak disangka pun terjadi, ternyata ia memiliki hubungan khusus dengan seorang laki – laki, bahkan sangat istimewah.
          Aku sangat kecewa karena aku tidak percaya dia bias seperti itu. Namun, aku mengerti bahwa ke imanan seseorang tidak selamanya bertahan. Ada kalanya imannya kendur tergoda oleh indahnya cinta semu yang bias kapan saja meruntuhkan ke imanan. Aku mulai menjaga jarak dengan wanita tersebut dan tidak lagi menghubunginya. Pada saat itu, aku mengira semua wanita itu sama saja.
          Ya, bagaimana ku bias berpikir lebih arif ? Satu tahun kemudian, aku bertemu dengan salah seorang wanita yang hamper sama dengan wanita sebelumnya. Ia cukup saleha dan memiliki prinsip yang cukup kuat. Awalnya, aku tidak peduli dengan kehadirannya dalam hidupku, tetapi ia mampu membuatku menjadi lebih kuat dalam mengatasi setiap masalahku, ia cukup cerdas dan tegas. Namun, setelah cukup lama menjalin kedekatan dengannya aku kembali kecewa karena mengetahui ia tidak seperti yang ku bayangkan. Suatu ketika, wanita yang pernah mengecewakanku hadirk kembali dalam hidupku dan mengakui bahwa dulu ia khilaf dengan menjalin hubugan dengan seorang laki – laki.
          Entah mengapa aku menerima ia hadir kembali dalam hidupku. Kami kembali dekat hingga perpisahan sekolah, namun setelah itu, ia membuatku kecewa lagi. Ia kembali menjalin hubungan dengan laki – laki yang sama, atau aku hanya pelampiasannya saja? Rasa benci pernah hadir dalam hatiku, namun aku mencoba bijak dalam menghadapi masalah hatiku ini.Aku mencoba melupakan masa lalu dengan orang – orang yang menyakitiku itu dan tidak terlarut dalam kesedihan dan kebencian pada mereka. Saat aku memasuki dunia perkuliahan, aku bertemu dengan seorang wanita yang bias membuatku sangat kagum.
          Kepribaiannya sangat baik dan ia sangat cerdas sekali. Kali ini, aku tidak terlalu dekat dengannya karena aku takut kecewa kembali. Aku cukup mengaguminya saja hanya sahabatku yang tahu bahwa aku mengagumi dia, biarkan hanya hatiku dan Allah yang mengetahuinya. Kuyakin cinta akan indah pada waktunya nanti tanpa kita harus mendahului kehendak Allah untuk mencintai. Jodoh sudah diatur oleh Sang Pencipta.
          Aku yakin jika kita ingin mendapatkan pendamping yang baik maka diri kita pun harus baik, karena jodoh kita adalah cerminan diri kita. Maka dari itu, aku mencoba menjadi muslim yang salih meski baru belajar. Aku sangat yakin Allah sudah memilihkan seorang yang tepat untukku, namun sekarang belum waktunya cinta itu hadir. Siapapun ia, selama di ridhai Allah, aku akan jalani dan mensyukurinya. Cinta hakiki hanyalah milik Allah SWT, dan pacaran itu banyak mudharatnya.
          Aku tidak melupakan pengalaman cinta semu atau lintasan hatiku dulu. Karena pengalamanku itu, aku bias lebih tegar, lebih sabar, dan lebih berhati – hati dalam memilih. Karena mereka juglah aku dapat kembali dekat dengan pemilik cinta sejati, Allah SWT. Aku ingin mendapatkan pendaming hidup yang juga mencintai Allah, Rasulullah, dan keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar