Senin, 31 Oktober 2011

Masalah Sampah

A. PENGERTIAN SAMPAH
    Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktifasi manusia maupun alam yan belum memiliki nilai ekonomis. Sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa sampah juga bisa menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Samapah juga bisa berarti suatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya suatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Sebelum semakin banyak masalah sampah yang akan merugikan kita semua, rasanya mulai sekarang kita harus semakin bijak dalam berurusan dengan sampah. Kita dapat memulainya dengan berpikir dulu sebelum membuang sampah. Tentu saja, kita tak lagi harus membuang sampah sembarangan dijalan atau disungai, agar kota kita besih dan terhindar dari banjir maupun penyakit. Kita juga harus memulai selektif memilih-milih sampah yang ada, sampah-sampah yang bias membusuk biar kita serahkan saja pembuangannya ditempat pembuangan akhir. Dengan demikian, tumpukan sampah tidak akan terlalu cepat meninggi karena samaph-sampah itu dapat membusuk dan terurai.
B. JENIS-JENIS SAMPAH
     Sebenarnya sampah meliputi 3 jenis yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Seperti setelah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik dan sebagiannya tidak di bahas . Sampah padat  (selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan zak kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi:

A. Samapah Anorganik adalah samapah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas, plasatik, dan sebagainya.
B. Sampah Organik adalah sampah yang umumnya dapat membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah:
1.     Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2.    Rubbish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.
3.    Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4.    Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pacahan kaca, besi, debu, dan sebagainya.
5.    Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrik.
6.    Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7.    Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8.    Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembanguna gedung, rumah, dan sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi, beton, bambu, dan sebagainya.

Masalah pendidikan di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,                                                                                                             (2). Rendahnya kualitas guru,                                                                                                          (3). Rendahnya kesejahteraan guru,                                                                                                            (4). Rendahnya prestasi siswa,                                                                                                             (5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,                                                                                   (6). Mahalnya biaya pendidikan.
* Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
* Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
* Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel.
* Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
* Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.



* Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.

PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KEPERIBADIAN ANAK


PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KEPERIBADIAN ANAK
Lingkungan memiliki peran penting dalam mewujudkan keperibadian anak, khususnya lingungan keluarg. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan keperibadian seseoran, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bias dipungkiri  khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadist yang meriwayatkan pentingnya pengruh keluarga dalam pendidikan anak dalam bwbwrapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional, dsan sebagainya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan keperibadian anak sejak dini. Dengan kata lain keperibadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan ligkungannya. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak yang dilahirkan berdasarkan fitrah, kedua orang tua tanyalah yang akan menjadikannya dia Yahudi atau Nasrani atau Majusi”.
                Perlu ditekankan bahwa lingkungan tidak seratus persen  mempengaruhi manusia, karena Allah menciptakan manusia disertai adanya Ikhtiar dan hak pilih. Dengan Ikhtiarnya, manusia bias mengubah nasibnya sendiri.
Lingkungan adalah sesuatu yang ada diluar batasan-batasan kemampuan dan potensi genetic seseorang dan ia berperan dalam menyiapkan fasilitas-fasilitas atu bahkan  mengkambat sseorang dari pertumbuhan. Lingkungan jika dihadapkan dengan genetik ia adalah faktor luar yang berpengaruh dalam pembentukan dan perubahan keperibadian seseorang baik itu faktor-faktor lingkungan pra kelahiran atau pasca kelahiran yang mencakup linkungan alam, lingkungan ekonomi, dan lingkungan sosial. Lingkungan  sosial juga mencakup  lingkungan keluarga, sekolah, mazhab, dan sebagainya.
                Pentingnya Lingkungan
Lingkungan sosial manusia adalah faktor penting dalam pembentukan ciri khas kejiwaan dan norma manusia , bahas dan adab serta kearifan lokal. Agama dan mazhablah pada umumnya yyang memaksakan lingkungan sosial terhadap manusia.
                Kepribadian
Kata kepribadian berasal dari bahasa Italia dan Inggris yang berarti persona ataau personality yang berarti topeng. Akan tetapi sampai saat ini asal usul kata ini belum diketahui. Konteks asli dari kepribadian adalah gambaran eksternal dan sosial. Hal ini diilustrasikan berdasarkan peran seseorang yang dimainkannya dalam masyarakat. Pada dasarnya manusialah yang menyerahkan sebuah kepribadian kepada masyarakatnya dan masyarakat akan menilainya sesuai dengan kepribadian tersebut.
Lingkungan Keluaraga
Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalm sebuah keluarga baik budaya, mazhab, ekonomi, bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan berbagia macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Islam menawarkan metode-metode yang banyak dibawah rubrik aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fiqih sebagai dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Islam menyuguhkan aturan-aturan diantaranya pada masa pra kelahiran yang mencakup cara memilih pasangan hidup dan adab berhubungan seks sampai masa pra kelahiran yang mencakup pembacaan adzan dan iqomat pada telinga bayi yang baru lahir, Tehnik ( meletakkan buah kurma pada langit-langit bayi, mendokan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi), aqiqah (menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir miskin), Khitan dan mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas dan perak yang ditimbang dengan berat rambut. Pelaksanaan amalan-amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa anak. Prilaku-prilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan prilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.
Peran Kedua Orang Tua Dalam Mewujudkan Kepribadian Anak.
Ayah dan Ibu adalah teladan pertam bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikian, dan prilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan prilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Kedua orang tua memiliki tugas dihadapan anaknya di mana mereka harus memenuhi kebutuhan -kebutuhan anaknya. Anak pada awal masa kehidupannya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya. Dengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka, maka orang tua akan menghasilkan anak yang riang dan gembira. Untuk mewujudkan kepribadian pada anak, konsekuensinya kepada orang tua harus memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam Al-Qur’an, begitu juga kedua orang tua harus memiliki pengetahuan berkaitan denagn masalah psikologi dan tahapan perubahan dan pertumbuhan manusia. Dengan demkian kedua orang tua dalam menghadapi anaknya baik dalam berfikir atau menghukumi mereka, akan bersikap sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an.
Peran Kedua Orang Tua Dalam Memujudkan Kepribadian Anak Yaitu:
1.       kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak -anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih saying cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada dilur rumah dan  menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bias menghadapi dan menyelesaikan denhan baik sebaliknya jika kedua orang tua terlalu iut campur dalam urusan mereka atau meeka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demkian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
 2.       Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenagan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

3.       Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Hormat disini bukan berarti bersikap sopan secara lahir akan tetapi selain ketegasan kedua orang tua, mereka harus memperhatikan kenginan dan permintaan alami dan fitri anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negative sekaitan dengan kepribadian dan [rilaku mereka serta menciptakan iklim dan kasih saying dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak hukum mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga  mau menghormati sesamanya.

4.       Mewujudkan kepercayaan, menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap.

5.       Mengadakan perkumpulan dan rapat keluaraga (kedua orang tua dan anak). Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah membeian informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka.

Allah SWT dalam Al-Qur’an berfirman “Sesungguhnya ada pada kalian teladan yang baik dalam diri Rasulullah SAW.” DAlam ayat lain Allah SWT berfirman “Sesungguhnya ada padakalian teladan yang baik dalam diri Nabi Ibrahim AS dan orang-orang yang bersamanya”.